Wisata

Asal mula Villa yuliana Soppeng

38016440_644446275940323_5640072025708953600_n.jpgVilla Yuliana yang lebih dikenal masyarakat Soppeng dengan sebutan Mes Tinggi dibangun tahun 1905. Sebutan itu didasari atas fungsi awal bangunan sebagai tempat beristirahat yang berada di daerah ketinggian kota Watansoppeng.

Letaknya yang cukup strategis di jalan Merdeka kota Watansoppeng, menjadikan Villa Yuliana memudahkan untuk dijangkau dan gampang ditemukan. Apalagi berdekatan dengan rumah jabatan (Rujab) Bupati Soppeng yang hanya dibatasi ruas jalan dan tembok pagar. Dimana kerajaan Soppeng termasuk salah satu dari kerajaan-kerajaan lokal yang turut menyetujui tuntutan pemerintah Belanda untuk menandatangani korte verklaring atau pernyataan takluk. Akhirnya pada tahun 1908 seluruh Sulsel resmi menjadi daerah jajahan Belanda, ungkap Herun mengutip sejarah sengkat asal mula keberadaan Villa Yuliana.

Berselang tiga puluh lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1992-1995 bangunan berisitektur perpaduan antara bangunan khas eropa dan rumah bugis itu difungsikan kembali sebagai asrama yang ditempati khusus pegawai bujang Pemkab Soppeng, satuan polisi pamong praja dan pegawai pemadam kebakaran.

Villa Yuliana yang memiliki empat kamar masing-masing dua dilantai dasar dan dua dilantai dua dilengkapi dua ruang utama, kini kembali beralih fungsi menjadi Meseum. Meseum yang diberi nama Latemmamala itu diresmikan oleh penjabat Gubernur Sulsel, Ahmad Tenribali Lamo pada puncak peringatan hari jadi Soppeng ke-747, Ahad 23 Maret 2008 lalu. 
Dalam Meseum ini tersimpan beraneka ragam koleksi benda-benda kuno abad 15 sampai 18. Di antaranya mangkok, piring, baki cepuk, guci-guci botol eropa, pasu dan vas bunga eropa abad 18. Selain benda kuno tersebut, di Museum Latemmamala ini pengunjung juga bisa melihat pajangan beberapa jenis fosil gajah purba (stegodoh sompoensis) seperti gigi rahang atas, rahang bawah dan fragmen fort kura-kura raksasa (geochelonca atlas) dan beberapa jenis keramik guci besar-kecil.

Yang jelas sejak adanya Meseum ini tercatat sudah sejumlah mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi yang datang berkunjung untuk melakukan penelitian terhadap bergaai jenis situs ada. Tak terkeculi murid SD, siswa SMP dan SMA baik yang ada di daerah maupun siswa dari  berbagai kabupaten/kota di Sulsel.

Tinggalkan komentar